OPTIMISME DI
TENGAH TRAGEDI : ANALISIS LOGOTERAPI
Oleh : Gian
Sugiana Sugara
Victor Emile
Frankl yang merupakan seorang psikiatri yang harus mengalami secara langsung
pengalaman-pengalaman yang menyakitkan dan menyiksa dia di Kamp Konsentarasi. Pemikiran-pemikirannya
berubah setelah dia mengalami sendiri bagaimana cara untuk bertahan hidup di
dalam kondisi yang menderita dan dia menulis tulisan yang berjudul “Dari
Kamp Konsentrasi menuju paham Eksistensialisme”. Frankl menjelaskan bahwa
tulisannya yang pertama tentang cerita bagaimana saya mencoba untuk bertahan
hidup di dalam kondisi yang menderitakan mendapatkan perhatian yang sangat
besar oleh pembaca.
Frankl merupakan penemu dan pencipta
dari Logoterapi yakni psikoterapi yang memusatkan upayanya pada pencarian makna
hidup. Logoterapi berasal dari dua kata yakni logos berasal dari bahasa yunani
yang berarti “makna”/ Logoterapi memusatkan perhatiannya pada makna hidup dan
pada upaya manusia untuk mencari makna hidup tersebut. Logoterapi percaya bahwa
perjuangan untuk menemukan makna dalam hidup seseorang merupakan motivator
utama orang tersebut. Itulah sebabnya Frankl menyebutnya sebagai keinginan
untuk mencari makna hidup yang sangat berbeda dengan keinginan mencari
kesenangan (pleasure principle) dari Psikoanalisis, dan berbeda juga
dengan keinginan untuk mencapai superioritas (will to power) dasar dari
aliran psikologi Adler yang memusatkan perhatian pada perjuangan untuk mencapai
keunggulan.
Frankl menjelaskan bahwa manusia
bertahan dalam hidupnya bukan hanya karena mekanisme psikis semata akan tetapi keinginannya
untuk mencari makna hidup. Keinginan manusia untuk mencari makna hidup bisa
saja dihambat, dalam logoterapi kondisi ini dinamakan dengan kondisi “Frustrasi
Eksistensial”. Frankl menjelaskan frustasi eksistensial bisa memicu neurosis.
Logoterapi memiliki istilah khusus untuk menami penyakit neurosisi yang
disebabkan oleh frustrasi esksistensial yaitu “noogenic neuroses” untuk
membedakannya dari neurosis yang dikenal selama ini, yaitu psychogenic
neuroses (neuroses psikogenik). Neurosis noogenik tidak diakibatkan oleh
dimensi kehidupan manusia yang bersipat psikologis, melainkan dimensi
“noologis” (dari kata Yunani “noos” yang berarti pikiran) dalam
eksistensi atau keberadaan manusia. Kehampaan eksistensial adalah ketika
seseorang kehilangan makna hidup yang seharusnya. Orang yang mengalami
kehampaan eksistensial akan mengarahkan dia pada fenomena depresi bahkan bisa
mengalami neurosis.
Makna hidup adalah sesuatu yang
mendorong seseorang untuk memberikan yang terbaik dalam hidup. Makna hidup
bersipat khusus dan unik artinya makna hidup setiap orang tidak sama dengan
makna hidup orang lain. Logoterapi
mengajarkan ada tiga cara seseorang yang bisa ditempuh manusia untuk menemukan
makna hidup yaitu : (1) melalui pekerjaan atau perbuatan; (2) dengan mengalami
sesuatu atau melalui seseorang; dan (3) melalui cara kita menyikapi penderitaan
yang tidak bisa dihindari. Cara pertama adalah melalui keberhasilan atau
kesuksesan dalam pekerjaan. Cara kedua untuk meraih makna hidup bisa ditempuh
dengan mengalami sesuatu misalnya melalui kebaikan, kebenaran dan keindahan
dengan menikmati alam dan budaya atau dengan mengenal manusia lain dengan
segala keunikannya dengan mencintainya. Seseorang yang telah memiliki makna
hidup akan memiliki daya tahan yang kuat dalam menghadapi setiap hambatan hidup
Frankl berpendapat banyaknya tantangan dan kebutuhan tidak akan mudah membuat
goyah orang yang telah memiliki makna hidup (meaning of life) akan
tetapi akan hidup secara bebas berkehendak dan mengantarkan manusia pada
kehidupan yang bermakna (meaningful of life).
0 komentar:
Posting Komentar